Sabtu, 23 Maret 2013

BUMI HANGUSKAN KORUPSI DI INDONESIA KU


“BEBAS KORUPSI, NEGARA MANDIRI”
DENGAN CARA PENGALIHAN ORIENTASI HIDUP DARI PENGHASILAN KE PENGABDIAN
(FOKUS SEJAK DINI)
Oleh: Chaidhir Kurniawan Hari Saputra
LATAR BELAKANG
Dengan beranjaknya grafik perkara korupsi yang ada di negeri ini, menunjukan bahwa korupsi sedang merajalela. Hal tersebut jika berkelanjuan maka indikasi negara ini menuju ke negara yang gagal dan hancur akan nampak semakin jelas. Oleh karena itu, cita-cita negara untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan bangsa, dan ikut  melaksanakan ketertiban dunia, yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Semua itu akan jauh dari harapan. Cita-cita seperti itu tidak akan pernah terwujud bila hampir seluruh elemen negara ini masih kental sekali akan kegiatan korupsi. Baik dari rakyat sampai pejabat, dari pemuda sampai yang tua, dari kaum mlirit[1] sampai kaum elite, dari pelajar sampai pengajar.
Layaknya korupsi memang sudah menjadi lagu wajib bagi sebagian besar warga negara di Indonesia. Semua hal ini bisa terjadi memang sudah menjadi adat karenanya. Sudah sejak jaman kerajaan Majapahit dulu, tradisi tepo seliro sudah ada, antara orang-orang pihak kerajaan dengan rakyat yang membayar upeti. Kondisi korupsi di Indonesia pasca era reformasi bukan semakin menurun melainkan meningkat ke segala aspek kehidupan dan di semua bidang penyelenggaraan negara, baik lingkungan eksekutif, legislatif, yudikatif, auditif, bidang politik maupun sektor swasta. Kuantitas korupsi semakin beragam mulai yang dilakukan di tingkat organisasi terendah seperti RT, RW, Pungli di jalanan sampai dengan jual beli perkara di pengadilan, jual beli objek dan hasil teuan pemeriksaan sampai dengan yang dilakukan oleh elite birokrat dan kalangan intelektual baik di lingkungan pemerintah pusat, daerah, lembaga negara maupun BUMN/MUMD, dan yayasan-yayasan di lingkungan institusi kepemerintahan. Korupsi tersebut tidak terjadi secara kebetulan atau seketika, tetapi sudah direncanakan jauh-jauh hari sejak saat perencanaan kerja/kegiatan/penganggarannya dimulai, dan lebih jauh lagi sejak penempatanpara pejabat di suatu unit kerja/satuan kerja perangkat daerah maupun negara, dan tidak terbatas pada saat birokrat dan direksi/komisaris BUMN/BUMD bertugas tetapi juga direncanakan korupsi untuk masa pensiun.
Untuk melakukan korupsi tersebut segala macam teknik korupsi mulai dari yang sederhana sampai yang tercanggih telah dilakukan yaitu dengan mark up harga, pengadaan semi fiktif, pungutan liar, penyalahgunaan kewenangan, jual beli jabatan/promosi, jual beli objek/temuan pemeriksaan serta cara-cara yang begitu banyak ragamnya. Apabila korupsi tersebut dibiarkan terus atau pencegahan dan pemberantasannya berjalan seperti yang dilakukan sekarang, yaitu lamban dan diulur-ulur, penuh dengan diskriminasi, proses peradilan yang penuh permainan mafia, serta sering dijadikan komoditas politik, akibatnya negara Indonesia betul-betul akan hancur karena keuangan negara (rakyat) yang dikorupsi, setiap tahunnya sudah mencapai ratusan triliun rupiah. Penyelenggara negara sudah tidak berwibawa lagi, masyarakat miskin semakin banyak dan semakin sengsara, modal dan kekayaan negara sudah berpindah ke tangan asing dan lari keluar negeri, pengangguran semakin bertambah, hukum sudah tidak ada artinya lagi, yang berakibat merusak sendi-sendi kehidupan masyarakat dan bernegara. Adapun penyebab korupsi yang sedemikian parah dikarenakan antara lain adanya ketimpangan penghasilan sesama pegawai negeri, sifat tamak dan keserakahan, gaya hidup konsumtif, penghasilan yang tidak memadai, tidak adanya keteladanan dari para pimpinan, kelemahan sistm pengendalian manajemen, ketutupan organisasi, dukungan budaya negatif dalam masyarakat, lemahnya penegakan hukum yang penuh dengan nuansa KKN dan diskriminatif, serta yang paling nampak dan juga menjadi dasar penulisan ide oleh penulis dan dapat dirasakan yang paling penting yakni mayoritas seluruh orang Indonesia memiliki orientasi hidup hanya untuk penghasilan, bukan untuk pengabdian. Inilah pemicu utama akar yang paling mendasar dari kasus korupsi di Indonesia sejak dulu sampai sekarang.
Melihat kondisi tersebut apabila korupsi tidak segera dicegah dan diberantas, tinggal menunggu waktu saja bagi Negara Kesatuan Replublik Indonesia terjadinya revolusi yang akan menghiasi sejarah kepulauan nusantara yang menandakan  bahwa Republik Indonesia pernah ada.



“BEBAS KORUPSI, NEGARA MANDIRI”
DENGAN CARA PENGALIHAN ORIENTASI HIDUP DARI PENGHASILAN KE PENGABDIAN
(FOKUS SEJAK DINI)
Oleh: Chaidhir Kurniawan Hari Saputra

DESKRIPSI:
v  KEJUJURAN
Korupsi memang menjadi musuh utama di Indonesia. Karena korupsi berbagai pembangunan menjadi tersendat, banyak hak-hak yang diabaikan, penyalahgunaan kekuasaan dan wewenang, hingga akhirnya negara ini benar-benar menjadi berantakan di semua aspeknya. Sejatinya penyebab mendasar dari tindakan korupsi adalah tidak adanya jiwa kejujuran yang melekat sejak dini. Kegiatan tidak jujur inilah yang sudah mewarnai kehidupan kita sejak kecil. Semenjak di tingkat pendidikan yang paling rendah hingga kehidupan kita yang sekarang. Seperti menyontek saat ujian di sekolah, melakukan suatu hal dengan menggunakan jalan pintas, kurang terlatihnya untuk mekukan usaha dengan kerja keras sehingga memicu kita untuk bermalas-malasan, ingin berhasil dengan sedikit berusaha, dsb. Kita sering disuguhi hal-hal yang tidak jujur. Ketidakjujuran sering kita lakukan, meski dalam hal yang kecil. Namun bila kebiasaan ini tidak jujur ini terus terjaga, maka memang sempurnalah korupsi-korupsi di Indonesia.
            Dalam penulisan ide ini, penulis berusaha menyamakan persepsi terlebih dahulu dengan pembaca tentang makna korupsi. Menurut KBBI korupsi adalah penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara (perusahaan dsb) untuk kepentingan pribadi atau orang lain. Dengan tidak menafikan makna tersebut, penulis memberi makna yang lebih luas. Yakni korupsi adalah segala tindakan yang dilakukan dengan tidak jujur, apapun itu yang dikerjakan dengan tidak jujur itu bisa dikatakan korupsi. Dari makna tersebut kita akan mampu memahami betapa pentingnya kejujuran.
            Kejujuran, satu kata yang penuh makna positif yang akan mampu menghantarkan bangsa Indonesia menuju negara yang bebas korupsi, bila seluruh elemen masyarakat Indonesia mampu melaksanakannya. Pentingnya kejujuran dalam kehidupan adalah dengan berbuat jujur, secara langsung kualitas kehidupan kita akan bertambah dan termasuk tindakan yang mulia. Dengan bersikap jujur, maka hati kita akan merasa tenang, damai, tentram, nyaman dan hidup kita akan menjadi sejahtera karena tidak ada hal yang harus ditutup-tutupi atau dirahasiakan. Bila kita tidak jujur, selamanya kita akan disibukan untuk menutupi ketidakjujuran tersebut agar tidak terbongkar, jelas hal ini akan sangat mempenaruhi pikiran kita, hati menjadi tidak tenang dan gelisah. Rasa kekhawatiran akan selalu menyelimuti karena takut akan terbongkar. Dari sini sudah sangat jelas bahwa kejujuran itu memang sangat penting dalam aspek kehidupan untuk mencapai sejahtera dan selamat dunia akhirat.Namun pada kenyataannya penanaman kejujuran ini kurang diperhatikan, sehingga kita merasa senang dengan tindakan yang tidak jujur, karena pada saat melakukan dirasa lebih menguntungan, meski sebenarnya dalam jangka panjang menjadi sangat merugikan.
v  KEGAGALAN ORIENTASI HIDUP UNTUK PENGHASILAN
Selanjutnya, hal yang sangat mendukung terjadinya korupsi yang ada di Indonesia adalah salah kaprahnya orientasi hidup mayoritas penduduk Indonesia sendiri. Dari penyelenggara negara, pejabat sampai rakyat biasa sekali pun. Yakni orientasi hidup yang hanya untuk penghasilan, penghasilan dan penghasilan. Hal inilah yang belum kita sadari dan kita kaji sejak dulu. Kita tidak sadar bahwa orientasi hidup kita hanya sekedar untuk penghasilan. Kebanyakan orang masih banyak yang belum mengetahui kenapa sebenarnya kita diciptakan dan hidup di dunia ini. Sehingga dalam menjalani kehidupan pun menjadi tidak jelas mengenai apa yang sebenarnya diinginkan. Hingga akhirnya, sejak manusia mulai terjun ke masyarakat pasca menyelesaikan pendidikannya yang dipikirkan hanya bagaimana caranya pokoknya harus segera mendapatkan pekerjaan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Namun ketika masuk dunia kerja, ternyata apa yang selama ini diharapkan itu tidak sesuai dengan realita yang terjadi. Sehingga timbulah gejolak diri yang mempengaruhi pola pikir dan kehidupannya. Dengan orientasi penghasilan, maka akan memicu diri untuk mencari berbagai cara agar mampu mendapatkan penghasilan yang sebanyak-banyaknya.
            Kemudian, dari pernyataan tersebut timbulah hasrat untuk berkorupsi. Karena dengan korupsi penghasilan mampu bertambah dengan sangat drastis dengan cara instan, terkadang juga termasuk cara mendapatkan penghasilan dengan mudah. Maka di sinilah letak kegagalan bila orientasi hidup kita hanya untuk penghasilan. Akhirnya seperti sekarang ini,  korupsi yang membabi buta di Indonesia. Meski banyak pejabat, wakil rakyat serta masyarakat yang mengaku memiliki rasa nasionalisme dan patriotisme yang tinggi pada kenyataannyaitu hanya di lisan dan tidak dari hati.
v  SEJAHTERA DENGAN ORIENTASI HIDUP UNTUK PENGABDIAN
Mayoritas setiap orang masih merasa kurang dengan pendapatan yang diperolehnya, meski padahal penghasilan yang didapat sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Memang tak bisa dipungkiri, hasrat manusia yang tidak pernah puas dan keserakahan manusia ini juga termasuk sifat dasarnya. Lalu, mengapa kita tidak bersyukur atas segala sesuatu yang telah kita dapatkan padahal sesungguhnya itu adalah nikmat yang sangat besar.
Indonesia adalah negara beragama, yang memiliki Tuhan, bukan negara atheis. Sudah semestinya kita menyadari bahwa kita hidup di dunia ini adalah sebagai hamba. Dan kewajiban utama dari seorang hamba adalah mengabdi kepada tuannya.
Pada kali ini penulis berusaha untuk memaparkan secara luas tentang dahsyatnya pengabdian memalui ilustrasi. Yakni mengenai pengabdian manusia di bidang kerja. Sebenarnya seluruh manusia pada hakikatnya memiliki naluri yang baik. Namun kondisi dan situasi yang terkadang mendorong manusia untuk berbuat tidak baik. Saat kita bekerja, kita telusuri lagi ke belakang. Mengapa kita bekerja, untuk apa dan siapa kita bekerja, dan apa saja yang akan kita dapatkan dengan kerja itu. Bila orientasi kita hanya untuk penghasilan, maka hanya itu yang akan kita dapatkan. Dan acap kali hati pun masih merasa tidak tentram dan tenang meski penghasilan sudah didapatkan. Disinilah pentingnya pengabdian dalam pekerjaan. Pertama, anggap kita bekerja untuk mengabdi kepada diri sendiri dan keluarga. Kemudian pengabdian dalam pekerjaan itu sendiri, agar mampu bekerja dengan penuh tanggung jawab dan dedikasi dalam pekerjaan tersebut. Mengapa harus begitu, karena dengan demikian kita akan menjiwai dan sungguh-sungguh dalam pekerjaan serta penghasilan yang kita dapat bukan merupakan gaji buta. Selanjutnya, bila tatanan niat kita dalam bekerja itu baik. Maka akan menciptakan kultur kerja yang baik, kemudian terjilah lingkungan kerja yang baik. Bila pekerjaan yang kita lakukan dengan penuh tanggung jawab, secara umum kepada seluruh masyarakat dan khususnya untuk penyelenggara negara. Maka pekerjaan yang dilakukannya akan menjadi buah keringat yang mulia. Secara khusus untuk penyelenggara negara, bila benar-benar mengabdi pada posisi dan pekerjaannya. Maka akan menjadikan negara ini negara yang baik, bila lingkungan dam negara kita baik. Berarti kita telah mampu menjaga dan mengelola sebagian dunia yang kita tempati ini dengan baik pula. Nah, disinilah letak pengabdian kita yang utama. Tuhan menciptakan manusia sebagai khalifah di bumi. Maka sudah menjadi kewajiban kita sebagai hamba yang harus patuh kepada tuannya yakni Tuhan Yang Maha Esa untuk mengelola dan menjaga bumi ini dengan sebaik mungkin.
Dari ilustrasi diatas maka pekerjaan yang kita lakukan tidak sekedar mendapat penghasilan yang berupa materi. Namun kita juga mendapat kebutuhan rohani yang tidak ternilai harganya. Bila kita senantiasa bersyukur dengan apa yang elah kita dapatkan niscaya Tuhan akan menambah kenikmatan itu. Ketrentraman hati, kepuasan batin, serta ketenangan jiwa akan kita dapatkan bila kita melakukan pekerjaan dengan orientasi untuk pengabdian. Selain mendapat penghasilan berupa materi dari pekerjaan kita, kita juga mampu melaksanakan kewajiban kita sebagai hamba. Segala kepuasan batin yang tidak ternilai harganya yang jauh lebih penting dari pada materi.
Bila kolaborasi antara kejujuran dan pengabdian ini bisa kita tanamkan pada diri kita masing-masing. Maka pemberantasan korupsi yang ada di Indonesia bisa berhasil. Bahkan Indonesia siap untuk menjadi negara maju yang siap bersaing dengan negara lain.
v  PENANAMAN PERSEPSI DAN TUJUAN HIDUP SEJAK DINI
Pembentukanpolapikir, adalahlangka yang paling awal yang kitaambiluntukmemberantaskorupsi.Korupsidatangnyadarimasing-masingindividu.Percumasajabilausahapemberantasankorupsiinidilakukanbilapelakukorupsimauberhentikorupsibukankarenadiridanhatinyasendiri. Hal ituakantetapmemunculkankemungkinanakanmelakukankorupsilagi di waktu yang berbeda. Makapenanamanmindsetorientasihidupuntukpenghasilaninilah yang paling utamadanpertama.
Bagaimana pun jugahaltersebutharusmulaidilakukansejakdini/sekarangjuga.Baikpembacasebagaianakkecil, remaja, pelajar, pekerja, pejabat, anggotadewan, danpenyelenggaranegara.Karenadenganpikiran yang baikdanbenar, makaakanmenimbulkantindakan yang akandilakukanbaikdanbenarjuga, bilamampusebagaitersebuttakayalkorupsi di Indonesia akanbenar-benarmampudiberantas. Bahkan Indonesia akanmampumenjadinegara yang maju. Layaknyapepatah orang jawa, yang artinya: “Bilahendakmembangunrumahmulailahdaribawah, yaknipondasi. Dan bilahendakmembersihkanrumahmulailahdariatas, yakniatap”.Dari pepatahitudapatdianalogikanbahwarumah yang dimaksudadalahnegara.Bilahendakmembangunnegara yang baik, makaelemen-elemendarisetiapbagianjugaharuskualitassatudandimulaidaribawah.Yaknimembentukparagenerasimuda yang baik, yang kompeten, memilikideikasi, nasionalismesertapatriotisme yang tinggi.Agar negara yang dibangunmampumenjadinegara yang kokohdansiapmemerangisegalabentuktindakan yang merugikannegarasemisalkorupsisertamenjadinegara yang siapmenjawabtantanganglobalisasi.Selanjutnya, bilahendakmembersihkansistem yang bobroklayaknyamembersihkanrumahharusdimulaidariatas, maksudnyamembersihkanpenguasa-penguasa yang malahmenjadikotorannegarabilabertindakapapun yang dirasaitumerugikannegaradanmemilikikepentingan lain dibalikkekuasaannyatersebut. Jadi motto untukmengubah Indonesia menjadilebihbaikmenurutpenulisadalah “BANGUN DARI BAWAH, BERSIHKAN DARI ATAS”.
v  LANGKAH RIIL PEMBERANTASAN KORUPSI DAN MENJAGI NEGARA MANDIRI

Ø  Membangundaribawah:

1.        Bentukpolapikir yang positif, mengorientasikanhidupuntukpengabdianbukanpenghasilan.
2.        Memberikanpengertiandanwawasanmengenaigambaranumumtentangcita-citakepadaparapelajar, baikmulai SD, SMP, SMA maupunPerguruanTinggi. Agar apa yang diinginkanparagenerasipenerusbangsainisesuaidenganminatdankemampuannyaapatidak. Agar tidakterjadipenyesalan di kemudian.
3.        Serta memberikangambaran yang jelasbahwabilaingin kaya dengancepatjanganmempunyaikeinginanmenjadipegawai. Karenabilaorientasinyahanyasebatasitu, makapegawaiakancenderungmelakukankorupsi.
4.        Pemberianwawasanmengenaiwirausahakepadaparapelajardankaumpengangguran yang telahletihmenjadipelamarpekerjaan, agar munculparawirausahawanmuda yang mampumemproduksiprodukunggulan yang mampubersaingbaikdmestikmaupuninternasional.
5.        Mencintaiprodukdalamnegeri.
6.        Membiasakandiriuntukberbuatjujursejakdini. Dalamsegalahal.
7.        Mengawalidaridirisendiri, keluarga. Kemudianberkembangkemasyarakat yang jujurlaluterciptalahnegara yang jujurpenduduknya.
8.        Mau berjuangsepenuhtenaga, pantangmenyerahmelawanpenderitaandalammembangunkembalinegeri yang bobrokini.
9.        Belajarmengenaisejarah, kultur, budaya, latarbelakangnegaraini.
10.    Memaksimalkanperanpendidikan, agar hasilnyamemangmenjadi yang diharapkannegara. Yang maudanmampumembeladanmemperjuangkannegaradengansepenuhhati.
Ø  Membersihkandariatas:

1.        Merombaksistem yang bobrok. Yang hanyamengutamakankredibelitasbelaka.
2.        Menindaktegasparapejabatdanpenyelenggara di semuabidang yang berbuatsalahdanmerugikannegara.
3.        Hukuman yang beratbagikoruptor.
4.        Penggunaanparapenguasadanpenyelenggaranegara yang benar-benarmemilikiorientasiuntukmengabdi. Baiknegaradanagamanya.
5.        Membuatkebijakan yang berpihakkepadarakyat. Bukanhanyakeinginanparapenguasasaja yang memilikikepentinganlaindibaliknya.
6.        Membuatprogam-progam yang pro rakyat.
7.        Memfokusanaspekperekonomianrakyat, untukmengurangipenganggurandanmenujunegaramandiri.
8.        Membatasibarang import danmengoptimalkanprodukdalamnegeri.
9.        Memberilahandengansungguh-sungguhuntukberkembangnya UMKM, agar terciptanyamasyarakat yang mandirisertamengurangipenagngguran.
10.    Menghilangkan mindset danasumsikhalayakumumbahwakaumpriyayiadalahkaum yang mulia. Agar persepsimasyarakattidksekedaruntukmenjadi PNS sajacita-citahidupnya. Yang menunjukanbahwajadipengusaha pun jugaakandimuliakan. (halinikarenapengaruhpenjajahanbelanda yang 3,5 abadlamanya).
11.    Langkah formal:
·         Penegakanhukumoleh KPK
·         Tindakantegastanpadiskriminasi
·         Penerapanasaspradugatakbersalahdanpembuktianterbalik
·         Komitmenpipimnanpenyelenggaranegara
·         Peningkatanperansertamasyarakat
·         Iktikadpimpinan
·         Penerapansistemwhistle blower




[1] Dialek Jw : hidup sederhana, hanya bisa mampu memenuhi kebutuhan pokok saja ( terkadang juga kekurangan ).

0 komentar:

Posting Komentar