Jumat, 23 November 2012

KORUPSI


KORUPTOR INDONESIA
TIKUS BERDASI alias DEWAN TERHORMAT KORUPTOR
Korupsi di Indonesia mulai mendarah daging semenjak kekuasaan Orde Baru, tepatnya tidak diketahui dengan jelas namun penyelewengan dan sebangsanya itu (Kolusi dan Nepotisme) mulai terbongkar di tahun 1998. Sejak saat itu diiringi dengan lahirnya era Reformasi, rakyat sudah semakin kritis dengan kata-kata KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme). Sejak tahun 2004, pemberantasan korupsi sudah dijalankan, namun tidak ada kerjasama yang baik antara aparat penegak hukum yang semestinya bertanggung jawab. Seperti contoh kasus Cicak vs Buaya beberapa waktu lalu. Disisi yang lain, para mafia hukum, dan koloninya semakin berkuasa dan menjarah uang rakyat dengan mudahnya, secara terang-terangan. Selain urat malu mereka yang sudah putus, kesepakatan mereka dan tanggung jawab terhadap Tuhan pun sudah tak penting lagi.
Indonesia semakin terpuruk dengan peringkat ke 5 (lima) negara paling korup di dunia dan peringkat pertama se-Asia Pasifik. (sumber: transparency.org). Ironisnya Indonesia yang kaya akan potensi alam kini dikuasai oleh oknum-oknum tertentu yang notabene bukan lagi berjalan seiring kepentingan rakyat namun hanya untuk kepentingan sendiri dan golongan saja. Cabang lain dari korupsi, nepotisme.
Menurut Indonesia Corruption Watch (ICW), hingga akhir Oktober 2011 telah menerima 370 laporan masyarakat tentang korupsi. Sebanyak itu hanya 15 kasus yang bukan merupakan tindak pidana korupsi. Masih menurut ICW patronase bisnis dan politik juga menjadi acuan kuat para oknum untuk berbuat korup. Selain itu dampak kemiskinan dan kesenjangan sosial juga menjadi penyebab terjadinya tindak pidana korupsi. Itulah sebabnya peran rakyat sangat besar untuk melaporkan tindak pidana korupsi sekecil apapun. Kembali kepada pikiran yang sehat dan keyakinan yang kuat terhadap kepercayaan agama masing-masing adalah modal utama agar kita terhindar dari segala hal yang berhubungan dengan korupsi. Kita bisa memulai untuk memberantas korupsi dari diri sendiri dan bahkan dari lingkup paling kecil sebelum masyarakat, yaitu keluarga. Jika bisnis dan politik menjadi penyebab terjadinya korupsi, maka sifat dasar yang terdapat dari bisnis dan politik tersebut lah yang harus dibersihkan. Seperti berbohong, menyembunyikan masalah, mengambil yang bukan haknya dan perselingkuhan dalam bentuk apapun.
Siapa sih yang tidak ingin Indonesia menjadi negara yang lebih baik, patriotisme, nasionalisme atau paham-paham kebangsaan lainnya yang bermakna Bhinneka Tunggal Ika tidak hanya dibuktikan dari berapa banyak kita mengorbankan darah dan keringat untuk kemerdekaan Indonesia tapi juga bagaimana kita melestarikan, menjaga dan terus berusaha untuk memprovokasi diri kita untuk menjadikan Indonesia negara yang, setidaknya, tidak lagi berada di daftar top ten negara paling korup di dunia. Susah memang, tetapi sebagai generasi muda saya ingin, saya berusaha, saya melakukan, menjadi pribadi yang jujur dan bebas korupsi. Menjadi warga negara yang baik, bukan hanya dengan tidak merusak fasilitas umum tetapi juga dengan tidak me-legal-kan segala tindakan korupsi dan sebangsanya. Kembangkanlah terus potensi dan bakat yang ada dalam diri sehingga bisa produktif dan membantu negara, bukan dengan mencuri atau berbuat curang untuk mendapatkan kebahagiaan.
Sebagai generasi muda, penerus bangsa marilah kita jangan malas! jangan korupsi! dan terus kritis terhadap segala ketidak-adilan yang ada di sekitar kita. Buka mata dan laporkan jika ada tindakan yang merugikan negara.
Perjuangan yang sebenarnya belum berhenti, masih banyak yang bisa kita lakukan untuk negara. Jangan buat perjuangan para pahlawan, nenek moyang kita, kakek nenek kita, para veteran yang dengan rapuhnya memberi hormat pada sang merah putih di setiap peringatan kemerdekaan, menjadi sia-sia. Mari sama-sama kita berantas korupsi. Jadilah generasi penerus bangsa yang bertanggung jawab dan jujur. Sumbangsih, ide, harapan kita masih terus dinanti oleh Indonesia untuk menuju lebih baik.
” Indonesia Ibu pertiwi, kau kupuja kau kukasihi, tenagaku bahkan pun jiwaku, kepadamu rela kuberi..tempat berlindung di hari tua, tempat akhir menutup mata..”
(Indonesia Pusaka, Ismail Marzuki)
Sekarang saatnya kamu memberikan solusi untuk membuat Indonesia yang lebih baik dengan ide-ide mu agar Indonesia bersih dari korupsi.
Ayo posting idemu sekarang , karena ide gak bisa menunggu

0 komentar:

Posting Komentar