“BEBAS KORUPSI,
NEGARA MANDIRI”
DENGAN CARA
PENGALIHAN ORIENTASI HIDUP DARI PENGHASILAN KE PENGABDIAN
(FOKUS SEJAK
DINI)
Oleh: Chaidhir Kurniawan Hari
Saputra
LATAR
BELAKANG
Dengan beranjaknya grafik perkara korupsi yang ada di negeri ini,
menunjukan bahwa korupsi sedang merajalela. Hal tersebut jika berkelanjuan maka
indikasi negara ini menuju ke negara yang gagal dan hancur akan nampak semakin
jelas. Oleh karena itu, cita-cita negara untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia, yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan
sosial. Semua itu akan jauh dari harapan. Cita-cita seperti itu tidak akan
pernah terwujud bila hampir seluruh elemen negara ini masih kental sekali akan
kegiatan korupsi. Baik dari rakyat sampai pejabat, dari pemuda sampai yang tua,
dari kaum mlirit[1]
sampai kaum elite, dari pelajar sampai pengajar.
Layaknya korupsi memang sudah menjadi lagu wajib bagi sebagian
besar warga negara di Indonesia. Semua hal ini bisa terjadi memang sudah
menjadi adat karenanya. Sudah sejak jaman kerajaan Majapahit dulu, tradisi tepo seliro sudah ada, antara
orang-orang pihak kerajaan dengan rakyat yang membayar upeti. Kondisi korupsi
di Indonesia pasca era reformasi bukan semakin menurun melainkan meningkat ke
segala aspek kehidupan dan di semua bidang penyelenggaraan negara, baik
lingkungan eksekutif, legislatif, yudikatif, auditif, bidang politik maupun
sektor swasta. Kuantitas korupsi semakin beragam mulai yang dilakukan di
tingkat organisasi terendah seperti RT, RW, Pungli di jalanan sampai dengan
jual beli perkara di pengadilan, jual beli objek dan hasil teuan pemeriksaan
sampai dengan yang dilakukan oleh elite birokrat dan kalangan intelektual baik
di lingkungan pemerintah pusat, daerah, lembaga negara maupun BUMN/MUMD, dan
yayasan-yayasan di lingkungan institusi kepemerintahan. Korupsi tersebut tidak
terjadi secara kebetulan atau seketika, tetapi sudah direncanakan jauh-jauh
hari sejak saat perencanaan kerja/kegiatan/penganggarannya dimulai, dan lebih
jauh lagi sejak penempatanpara pejabat di suatu unit kerja/satuan kerja
perangkat daerah maupun negara, dan tidak terbatas pada saat birokrat dan
direksi/komisaris BUMN/BUMD bertugas tetapi juga direncanakan korupsi untuk
masa pensiun.
Untuk melakukan korupsi tersebut segala macam teknik korupsi mulai
dari yang sederhana sampai yang tercanggih telah dilakukan yaitu dengan mark
up harga, pengadaan semi fiktif, pungutan liar, penyalahgunaan kewenangan,
jual beli jabatan/promosi, jual beli objek/temuan pemeriksaan serta cara-cara
yang begitu banyak ragamnya. Apabila korupsi tersebut dibiarkan terus atau
pencegahan dan pemberantasannya berjalan seperti yang dilakukan sekarang, yaitu
lamban dan diulur-ulur, penuh dengan diskriminasi, proses peradilan yang penuh
permainan mafia, serta sering dijadikan komoditas politik, akibatnya negara
Indonesia betul-betul akan hancur karena keuangan negara (rakyat) yang
dikorupsi, setiap tahunnya sudah mencapai ratusan triliun rupiah. Penyelenggara
negara sudah tidak berwibawa lagi, masyarakat miskin semakin banyak dan semakin
sengsara, modal dan kekayaan negara sudah berpindah ke tangan asing dan lari
keluar negeri, pengangguran semakin bertambah, hukum sudah tidak ada artinya
lagi, yang berakibat merusak sendi-sendi kehidupan masyarakat dan bernegara. Adapun
penyebab korupsi yang sedemikian parah dikarenakan antara lain adanya
ketimpangan penghasilan sesama pegawai negeri, sifat tamak dan keserakahan,
gaya hidup konsumtif, penghasilan yang tidak memadai, tidak adanya keteladanan
dari para pimpinan, kelemahan sistm pengendalian manajemen, ketutupan
organisasi, dukungan budaya negatif dalam masyarakat, lemahnya penegakan hukum
yang penuh dengan nuansa KKN dan diskriminatif, serta yang paling nampak dan
juga menjadi dasar penulisan ide oleh penulis dan dapat dirasakan yang paling
penting yakni mayoritas seluruh orang Indonesia memiliki orientasi hidup hanya untuk
penghasilan, bukan untuk pengabdian. Inilah pemicu utama akar yang paling
mendasar dari kasus korupsi di Indonesia sejak dulu sampai sekarang.
Melihat kondisi tersebut apabila korupsi tidak segera dicegah dan
diberantas, tinggal menunggu waktu saja bagi Negara Kesatuan Replublik
Indonesia terjadinya revolusi yang akan menghiasi sejarah kepulauan nusantara
yang menandakan bahwa Republik Indonesia
pernah ada.
“BEBAS KORUPSI,
NEGARA MANDIRI”
DENGAN CARA
PENGALIHAN ORIENTASI HIDUP DARI PENGHASILAN KE PENGABDIAN
(FOKUS SEJAK
DINI)
Oleh: Chaidhir Kurniawan Hari
Saputra
DESKRIPSI:
v KEJUJURAN
Korupsi
memang menjadi musuh utama di Indonesia. Karena korupsi berbagai pembangunan
menjadi tersendat, banyak hak-hak yang diabaikan, penyalahgunaan kekuasaan dan
wewenang, hingga akhirnya negara ini benar-benar menjadi berantakan di semua aspeknya.
Sejatinya penyebab mendasar dari tindakan korupsi adalah tidak adanya jiwa
kejujuran yang melekat sejak dini. Kegiatan tidak jujur inilah yang sudah
mewarnai kehidupan kita sejak kecil. Semenjak di tingkat pendidikan yang paling
rendah hingga kehidupan kita yang sekarang. Seperti menyontek saat ujian di
sekolah, melakukan suatu hal dengan menggunakan jalan pintas, kurang
terlatihnya untuk mekukan usaha dengan kerja keras sehingga memicu kita untuk
bermalas-malasan, ingin berhasil dengan sedikit berusaha, dsb. Kita sering
disuguhi hal-hal yang tidak jujur. Ketidakjujuran sering kita lakukan, meski
dalam hal yang kecil. Namun bila kebiasaan ini tidak jujur ini terus terjaga,
maka memang sempurnalah korupsi-korupsi di Indonesia.
Dalam penulisan ide ini, penulis
berusaha menyamakan persepsi terlebih dahulu dengan pembaca tentang makna korupsi. Menurut KBBI korupsi adalah
penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara (perusahaan dsb) untuk kepentingan
pribadi atau orang lain. Dengan tidak menafikan makna tersebut, penulis memberi
makna yang lebih luas. Yakni korupsi adalah segala tindakan yang dilakukan
dengan tidak jujur, apapun itu yang dikerjakan dengan tidak jujur itu bisa
dikatakan korupsi. Dari makna tersebut kita akan mampu memahami betapa pentingnya
kejujuran.
Kejujuran, satu kata yang penuh
makna positif yang akan mampu menghantarkan bangsa Indonesia menuju negara yang
bebas korupsi, bila seluruh elemen masyarakat Indonesia mampu melaksanakannya.
Pentingnya kejujuran dalam kehidupan adalah dengan berbuat jujur, secara
langsung kualitas kehidupan kita akan bertambah dan termasuk tindakan yang
mulia. Dengan bersikap jujur, maka hati kita akan merasa tenang, damai,
tentram, nyaman dan hidup kita akan menjadi sejahtera karena tidak ada hal yang
harus ditutup-tutupi atau dirahasiakan. Bila kita tidak jujur, selamanya kita
akan disibukan untuk menutupi ketidakjujuran tersebut agar tidak terbongkar,
jelas hal ini akan sangat mempenaruhi pikiran kita, hati menjadi tidak tenang
dan gelisah. Rasa kekhawatiran akan selalu menyelimuti karena takut akan
terbongkar. Dari sini sudah sangat jelas bahwa kejujuran itu memang sangat
penting dalam aspek kehidupan untuk mencapai sejahtera dan selamat dunia
akhirat.Namun pada kenyataannya penanaman kejujuran ini kurang diperhatikan,
sehingga kita merasa senang dengan tindakan yang tidak jujur, karena pada saat
melakukan dirasa lebih menguntungan, meski sebenarnya dalam jangka panjang
menjadi sangat merugikan.
v KEGAGALAN ORIENTASI
HIDUP UNTUK PENGHASILAN
Selanjutnya,
hal yang sangat mendukung terjadinya korupsi yang ada di Indonesia adalah salah
kaprahnya orientasi hidup mayoritas penduduk Indonesia sendiri. Dari
penyelenggara negara, pejabat sampai rakyat biasa sekali pun. Yakni orientasi
hidup yang hanya untuk penghasilan, penghasilan dan penghasilan. Hal inilah
yang belum kita sadari dan kita kaji sejak dulu. Kita tidak sadar bahwa
orientasi hidup kita hanya sekedar untuk penghasilan. Kebanyakan orang masih
banyak yang belum mengetahui kenapa sebenarnya kita diciptakan dan hidup di
dunia ini. Sehingga dalam menjalani kehidupan pun menjadi tidak jelas mengenai
apa yang sebenarnya diinginkan. Hingga akhirnya, sejak manusia mulai terjun ke
masyarakat pasca menyelesaikan pendidikannya yang dipikirkan hanya bagaimana
caranya pokoknya harus segera mendapatkan pekerjaan untuk memenuhi kehidupan
sehari-hari. Namun ketika masuk dunia kerja, ternyata apa yang selama ini
diharapkan itu tidak sesuai dengan realita yang terjadi. Sehingga timbulah
gejolak diri yang mempengaruhi pola pikir dan kehidupannya. Dengan orientasi
penghasilan, maka akan memicu diri untuk mencari berbagai cara agar mampu
mendapatkan penghasilan yang sebanyak-banyaknya.
Kemudian, dari pernyataan tersebut
timbulah hasrat untuk berkorupsi. Karena dengan korupsi penghasilan mampu
bertambah dengan sangat drastis dengan cara instan, terkadang juga termasuk
cara mendapatkan penghasilan dengan mudah. Maka di sinilah letak kegagalan bila orientasi hidup kita
hanya untuk penghasilan. Akhirnya seperti sekarang ini, korupsi yang membabi buta di Indonesia. Meski
banyak pejabat, wakil rakyat serta masyarakat yang mengaku memiliki rasa
nasionalisme dan patriotisme yang tinggi pada kenyataannyaitu hanya di lisan
dan tidak dari hati.
v SEJAHTERA DENGAN
ORIENTASI HIDUP UNTUK PENGABDIAN
Mayoritas
setiap orang masih merasa kurang dengan pendapatan yang diperolehnya, meski
padahal penghasilan yang didapat sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Memang tak bisa dipungkiri, hasrat manusia yang tidak pernah puas dan
keserakahan manusia ini juga termasuk sifat dasarnya. Lalu, mengapa kita tidak
bersyukur atas segala sesuatu yang telah kita dapatkan padahal sesungguhnya itu
adalah nikmat yang sangat besar.
Indonesia
adalah negara beragama, yang memiliki Tuhan, bukan negara atheis. Sudah
semestinya kita menyadari bahwa kita hidup di dunia ini adalah sebagai hamba.
Dan kewajiban utama dari seorang hamba adalah mengabdi kepada tuannya.
Pada
kali ini penulis berusaha untuk memaparkan secara luas tentang dahsyatnya
pengabdian memalui ilustrasi. Yakni mengenai pengabdian manusia di bidang
kerja. Sebenarnya seluruh manusia pada hakikatnya memiliki naluri yang baik.
Namun kondisi dan situasi yang terkadang mendorong manusia untuk berbuat tidak
baik. Saat kita bekerja, kita telusuri lagi ke belakang. Mengapa kita bekerja,
untuk apa dan siapa kita bekerja, dan apa saja yang akan kita dapatkan dengan
kerja itu. Bila orientasi kita hanya untuk penghasilan, maka hanya itu yang
akan kita dapatkan. Dan acap kali hati pun masih merasa tidak tentram dan
tenang meski penghasilan sudah didapatkan. Disinilah pentingnya pengabdian
dalam pekerjaan. Pertama, anggap kita bekerja untuk mengabdi kepada diri sendiri
dan keluarga. Kemudian pengabdian dalam pekerjaan itu sendiri, agar mampu
bekerja dengan penuh tanggung jawab dan dedikasi dalam pekerjaan tersebut.
Mengapa harus begitu, karena dengan demikian kita akan menjiwai dan
sungguh-sungguh dalam pekerjaan serta penghasilan yang kita dapat bukan
merupakan gaji buta. Selanjutnya, bila tatanan niat kita dalam bekerja itu
baik. Maka akan menciptakan kultur kerja yang baik, kemudian terjilah
lingkungan kerja yang baik. Bila pekerjaan yang kita lakukan dengan penuh tanggung
jawab, secara umum kepada seluruh masyarakat dan khususnya untuk penyelenggara
negara. Maka pekerjaan yang dilakukannya akan menjadi buah keringat yang mulia.
Secara khusus untuk penyelenggara negara, bila benar-benar mengabdi pada posisi
dan pekerjaannya. Maka akan menjadikan negara ini negara yang baik, bila
lingkungan dam negara kita baik. Berarti kita telah mampu menjaga dan mengelola
sebagian dunia yang kita tempati ini dengan baik pula. Nah, disinilah letak
pengabdian kita yang utama. Tuhan menciptakan manusia sebagai khalifah di bumi.
Maka sudah menjadi kewajiban kita sebagai hamba yang harus patuh kepada tuannya
yakni Tuhan Yang Maha Esa untuk mengelola dan menjaga bumi ini dengan sebaik
mungkin.
Dari
ilustrasi diatas maka pekerjaan yang kita lakukan tidak sekedar mendapat
penghasilan yang berupa materi. Namun kita juga mendapat kebutuhan rohani yang
tidak ternilai harganya. Bila kita senantiasa bersyukur dengan apa yang elah
kita dapatkan niscaya Tuhan akan menambah kenikmatan itu. Ketrentraman hati,
kepuasan batin, serta ketenangan jiwa akan kita dapatkan bila kita melakukan
pekerjaan dengan orientasi untuk pengabdian. Selain mendapat penghasilan berupa
materi dari pekerjaan kita, kita juga mampu melaksanakan kewajiban kita sebagai
hamba. Segala kepuasan batin yang tidak ternilai harganya yang jauh lebih
penting dari pada materi.
Bila
kolaborasi antara kejujuran dan pengabdian ini bisa kita tanamkan pada diri
kita masing-masing. Maka pemberantasan korupsi yang ada di Indonesia bisa
berhasil. Bahkan Indonesia siap untuk menjadi negara maju yang siap bersaing
dengan negara lain.
v PENANAMAN PERSEPSI DAN
TUJUAN HIDUP SEJAK DINI
Pembentukanpolapikir, adalahlangka yang paling awal
yang kitaambiluntukmemberantaskorupsi.Korupsidatangnyadarimasing-masingindividu.Percumasajabilausahapemberantasankorupsiinidilakukanbilapelakukorupsimauberhentikorupsibukankarenadiridanhatinyasendiri.
Hal ituakantetapmemunculkankemungkinanakanmelakukankorupsilagi di waktu yang
berbeda. Makapenanamanmindsetorientasihidupuntukpenghasilaninilah
yang paling utamadanpertama.
Bagaimana pun
jugahaltersebutharusmulaidilakukansejakdini/sekarangjuga.Baikpembacasebagaianakkecil,
remaja, pelajar, pekerja, pejabat, anggotadewan,
danpenyelenggaranegara.Karenadenganpikiran yang baikdanbenar, makaakanmenimbulkantindakan
yang akandilakukanbaikdanbenarjuga, bilamampusebagaitersebuttakayalkorupsi di
Indonesia akanbenar-benarmampudiberantas. Bahkan Indonesia
akanmampumenjadinegara yang maju. Layaknyapepatah orang jawa, yang artinya:
“Bilahendakmembangunrumahmulailahdaribawah, yaknipondasi. Dan
bilahendakmembersihkanrumahmulailahdariatas, yakniatap”.Dari
pepatahitudapatdianalogikanbahwarumah yang
dimaksudadalahnegara.Bilahendakmembangunnegara yang baik,
makaelemen-elemendarisetiapbagianjugaharuskualitassatudandimulaidaribawah.Yaknimembentukparagenerasimuda
yang baik, yang kompeten, memilikideikasi, nasionalismesertapatriotisme yang
tinggi.Agar negara yang dibangunmampumenjadinegara yang
kokohdansiapmemerangisegalabentuktindakan yang merugikannegarasemisalkorupsisertamenjadinegara
yang siapmenjawabtantanganglobalisasi.Selanjutnya, bilahendakmembersihkansistem
yang bobroklayaknyamembersihkanrumahharusdimulaidariatas,
maksudnyamembersihkanpenguasa-penguasa yang
malahmenjadikotorannegarabilabertindakapapun yang
dirasaitumerugikannegaradanmemilikikepentingan lain
dibalikkekuasaannyatersebut. Jadi motto untukmengubah Indonesia
menjadilebihbaikmenurutpenulisadalah
“BANGUN DARI BAWAH, BERSIHKAN DARI ATAS”.
v LANGKAH RIIL
PEMBERANTASAN KORUPSI DAN MENJAGI NEGARA MANDIRI
Ø Membangundaribawah:
1.
Bentukpolapikir
yang positif, mengorientasikanhidupuntukpengabdianbukanpenghasilan.
2.
Memberikanpengertiandanwawasanmengenaigambaranumumtentangcita-citakepadaparapelajar,
baikmulai SD, SMP, SMA maupunPerguruanTinggi. Agar apa yang
diinginkanparagenerasipenerusbangsainisesuaidenganminatdankemampuannyaapatidak.
Agar tidakterjadipenyesalan di kemudian.
3.
Serta
memberikangambaran yang jelasbahwabilaingin kaya
dengancepatjanganmempunyaikeinginanmenjadipegawai. Karenabilaorientasinyahanyasebatasitu,
makapegawaiakancenderungmelakukankorupsi.
4.
Pemberianwawasanmengenaiwirausahakepadaparapelajardankaumpengangguran
yang telahletihmenjadipelamarpekerjaan, agar munculparawirausahawanmuda yang
mampumemproduksiprodukunggulan yang mampubersaingbaikdmestikmaupuninternasional.
5.
Mencintaiprodukdalamnegeri.
6.
Membiasakandiriuntukberbuatjujursejakdini.
Dalamsegalahal.
7.
Mengawalidaridirisendiri,
keluarga. Kemudianberkembangkemasyarakat yang jujurlaluterciptalahnegara yang
jujurpenduduknya.
8.
Mau
berjuangsepenuhtenaga,
pantangmenyerahmelawanpenderitaandalammembangunkembalinegeri yang bobrokini.
9.
Belajarmengenaisejarah,
kultur, budaya, latarbelakangnegaraini.
10.
Memaksimalkanperanpendidikan,
agar hasilnyamemangmenjadi yang diharapkannegara. Yang maudanmampumembeladanmemperjuangkannegaradengansepenuhhati.
Ø Membersihkandariatas:
1.
Merombaksistem
yang bobrok. Yang hanyamengutamakankredibelitasbelaka.
2.
Menindaktegasparapejabatdanpenyelenggara
di semuabidang yang berbuatsalahdanmerugikannegara.
3.
Hukuman
yang beratbagikoruptor.
4.
Penggunaanparapenguasadanpenyelenggaranegara
yang benar-benarmemilikiorientasiuntukmengabdi. Baiknegaradanagamanya.
5.
Membuatkebijakan
yang berpihakkepadarakyat. Bukanhanyakeinginanparapenguasasaja yang
memilikikepentinganlaindibaliknya.
6.
Membuatprogam-progam
yang pro rakyat.
7.
Memfokusanaspekperekonomianrakyat,
untukmengurangipenganggurandanmenujunegaramandiri.
8.
Membatasibarang
import danmengoptimalkanprodukdalamnegeri.
9.
Memberilahandengansungguh-sungguhuntukberkembangnya
UMKM, agar terciptanyamasyarakat yang mandirisertamengurangipenagngguran.
10. Menghilangkan mindset
danasumsikhalayakumumbahwakaumpriyayiadalahkaum yang mulia. Agar
persepsimasyarakattidksekedaruntukmenjadi PNS sajacita-citahidupnya. Yang
menunjukanbahwajadipengusaha pun jugaakandimuliakan. (halinikarenapengaruhpenjajahanbelanda yang 3,5 abadlamanya).
11. Langkah formal:
·
Penegakanhukumoleh
KPK
·
Tindakantegastanpadiskriminasi
·
Penerapanasaspradugatakbersalahdanpembuktianterbalik
·
Komitmenpipimnanpenyelenggaranegara
·
Peningkatanperansertamasyarakat
·
Iktikadpimpinan
·
Penerapansistemwhistle blower
[1] Dialek Jw :
hidup sederhana, hanya bisa mampu memenuhi kebutuhan pokok saja ( terkadang
juga kekurangan ).